MOJOGENENG – Wakil pengasuh asrama Darul Qur’an PPBH Mojogeneng Jatirejo Mojokerto yang juga menjadi dosen di IAI Uluwiyah Mojosari. Ning Nur Millah Muthohharoh berhasil selesaikan program doktoral UIN Sunan Ampel Surabaya dalam waktu 2 setengah tahun (5 semester) pada hari Rabu (03/01/2024). Ujian terbuka promosi doktor dilaksanakan di Lantai 3 tower KH. Mahrus Aly UIN Sunan Ampel Surabaya, dengan judul disertasi “Pengembangan Metode LAM Untuk Meningkatkan Kualitas Hafalan pada Ayat-Ayat Mutashābihāt al-Alfāẓ dalam al-Qur’an bagi santri di Asrama Darul Qur’an Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Mojokerto”, Ning Millah berhasil menyelesaikan ujiannya dengan predikat terpuji.
Ning Millah menjelaskan bahwa kajian terkait pembelajaran tahfiẓ al-Qur’an, khususnya yang berfokus pada ayat-ayat mutashābihāt al-alfāẓ dianggap sangat penting untuk dikembangkan, terutama dalam hal metode pembelajaran. Mengingat al-Qur’an memuat sekitar 2.000 ayat mutashābihāt al-alfāẓ (ayat yang memiliki kemiripan redaksi dalam susunan kalimatnya). Beberapa ayat bahkan benar-benar sama atau persis, sementara yang lain hanya berbeda dalam dua atau tiga kata. Fenomena pengulangan dan kemiripan redaksi ayat inilah yang menjadi tantangan besar bagi para penghafal al-Qur’an.
Hasil ujian terbuka tersebut mengungkapkan bahwa Ning Millah telah berhasil menjalani ujian dengan sangat baik dan mampu menjawab pertanyaan dari para penguji dengan lugas dan mendalam. Jajaran dewan penguji UIN Sunan Ampel Surabaya juga turut memberikan ucapan selamat kepada Ning Nur Millah Muthohharoh atas pencapaian gemilangnya dalam menyelesaikan program doktor ini. Semoga pencapaian ini membuka pintu bagi perjalanan karir yang penuh prestasi dan kontribusi berharga dalam dunia pesantren bagi para penghafal al-Qur’an.
Dalam akhir sesi ujian, Ning Millah menyampaikan bahwa hasil dari pengembangan disertasinya adalah akan menyelesaikan penyusunan mushaf Al-Qur’an ma’a bayani mutashabihatil alfazi, yang merupakan penyempurnaan dari kitab Mutasyabihat lafdziyyah karya Abah beliau KH. Muhammad Fathoni Dimyathi, Lc.
Merupakan kabar baik yang dinantikan oleh para santri di Asrama Darul Qur’an. Mereka mengadakan acara penyambutan di Aula Asrama Darul Qur’an, para santri penuh antusias untuk menyambut kehadiran Ning Millah dan mendengarkan cerita perjalanan pendidikannya. Acara diadakan ba’da isya’, dan dengan penuh haru, KH. Muhammad Fathoni Dimyathi, Lc. mengalungkan rangkaian bunga kepada putri sulungnya, seraya mengucapkan selamat sambil memeluknya dengan penuh kagum. Tak hanya itu, ibunda Ning Millah, Ibu Nyai Dra. Hj. Nur Afifah, juga menyambutnya dengan pelukan hangat. Suami Ning Millah, Agus Fatkhurrohman, memberikan seikat bunga mawar merah sebagai tanda kasih untuk istri tercinta.
KH. Muhammad Fathoni Dimyathi, Lc. dan keluarga memberikan sambutan hangat serta apresiasi tinggi atas peristiwa penting ini. Para dzurriyah merasa sangat terharu dan bangga atas pencapaian Ning Millah.
Ning Millah menceritakan perjalanan pendidikannya yang panjang hingga mencapai titik ini. Ketika ditanya mengenai motivasinya atas pencapaian ini, beliau menjawab, “So, if you are not to be born smart, at least you have to be ambitious to reach your opportunity. If you are ambitious, you Will work 10x harder than that of a lazy, smart person.” Artinya, “Jika kamu tidak terlahir pintar, setidaknya kamu harus berambisi untuk meraih peluang. Jika kamu ambisius, kamu akan bekerja 10x lebih keras dibandingkan orang pintar yang malas.” Ini berarti bahwa orang yang pintar akan kalah dari orang yang rajin. Beliau juga menyampaikan, “Hidup kita akan berubah drastis ketika kita menukar segala alasan dengan kedisiplinan, konsistensi, dan persisten. Banyak alasan membuat hari ini terasa mudah, tetapi membuat hari esok semakin sulit. Sedangkan disiplin, konsisten, dan persisten, membuat hari ini terasa sulit, tapi membuat hari esok menjadi mudah dan indah.” Ning Millah juga menambahkan, “Ini adalah hasil dari tirakat ibu saya yang tak henti-hentinya melaksanakan tirakat, seperti berpuasa sunnah bagi saya dan adik-adik sejak kami kecil.”
Wakil pengasuh asrama Darul Qur’an PPBH juga berharap agar para santri dapat mengikuti jejaknya dengan menjaga semangat dan kesabaran dalam menempuh pendidikan hingga mencapai puncak tertinggi yaitu jenjang S3.