Apa makna di balik nama surat dalam al qur’an?
Setiap nama atau sifat Al Qur’an memiliki kesesuaian dengan esensi dan kandungan kitab suci ini. Sifat Al Hakîm yang dimiliki Al Qur’an, misalnya, merujuk kepada kekokohan susunannya dan kandungannya yang penuh hikmah dan pelajaran. Demikian pula dengan sifat An-Nûr, sebab penglihatan—meski mata masih berfungsi—tidak akan sempurna tanpa bantuan cahaya. Akal sehat, meski memiliki daya kemampuan menjangkau dan memahami, tetapi ia tidak akan mampu menjangkau banyak hal kecuali dengan bantuan dan bimbingan wahyu Allah: Al Qur’an ini. Demikian halnya dengan nama dan sifat lainnya.[1]
Al-Qur’an, kitab suci umat Islam, terdiri dari 114 surat yang masing-masing memiliki nama dan ciri khas tersendiri. Nama-nama surat dalam Al-Qur’an tidak hanya sekadar label untuk membedakan satu surat dari yang lainnya, tetapi sering kali mengandung makna yang dalam, memberikan petunjuk, dan mencerminkan isi atau tema utama dari surat tersebut. Dalam tulisan ini, kita akan membahas makna yang tersembunyi di balik nama-nama surat Al-Qur’an.
Setiap surat dalam Al-Qur’an diberi nama yang sering kali berkaitan dengan isi atau tema yang dominan dalam surat tersebut. Nama surat dapat berupa kata yang menggambarkan peristiwa, objek, tokoh, atau konsep penting yang dibahas dalam surat tersebut. Nama-nama ini memberi petunjuk kepada pembaca tentang inti dari pesan yang ingin disampaikan.[2]
- Surat Al-Fatihah (Pembukaan)
Surat pertama dalam Al-Qur’an ini dinamakan Al-Fatihah, yang berarti “Pembukaan”. Nama ini mencerminkan peran surat ini sebagai pembukaan dari seluruh isi Al-Qur’an. Surat ini mengandung pujian kepada Allah, pengakuan terhadap kebesaran-Nya, serta permohonan petunjuk agar umat manusia dapat menjalani hidup dengan benar. Surat Al-Fatihah menjadi inti dari doa-doa umat Islam, sebagai penghubung langsung antara hamba dan Tuhan.
b. Surat Al-Baqarah (Sapi Betina)
Nama Al-Baqarah yang berarti “Sapi Betina” merujuk pada kisah dalam surat ini yang berkaitan dengan perintah Allah kepada Bani Israel untuk menyembelih seekor sapi betina. Kisah ini menjadi simbol tentang ketaatan kepada Allah dan ketidakberdayaan manusia dalam memahami wahyu-Nya jika mereka enggan mengikuti petunjuk-Nya. Meskipun nama surat ini berkaitan dengan sebuah kisah spesifik, tema besar surat ini mencakup hukum-hukum Islam, petunjuk hidup, dan pembinaan iman
Surat Al-Ikhlas (Ketulusan)
Surat Al-Ikhlas yang berarti “Ketulusan” menggambarkan tauhid yang murni, yakni keyakinan terhadap keesaan Allah. Surat ini menegaskan bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada yang serupa dengan-Nya. Nama Al-Ikhlas menandakan bahwa surat ini menyampaikan inti ajaran Islam mengenai sifat Allah yang tidak dapat disamakan dengan apapun. Ini adalah surat yang sangat penting bagi pemahaman ajaran dasar Islam.[3]
semua surat dalam al-Quran, yang memberi nama adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama.
Di antaranya, Imam Ibnu Jarir at-Thabari (w. 310 H), beliau mengatakan,
لِسُورِ الْقُرْآنِ أَسْمَاءٌ سَمَّاهَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Semua surat-surat dalam al-Quran memiliki nama yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Quran, 1/100)”[4]
Nama surat dalam Al-Qur’an memiliki beberapa fungsi penting:
- Mengenalkan Tema Utama: Nama surat memberikan petunjuk kepada pembaca tentang tema yang dominan dalam surat tersebut. Misalnya, nama Al-Baqarah langsung mengingatkan kita tentang kisah sapi betina dan petunjuk-petunjuk yang terkandung dalam surat itu.
- Mempermudah Pengingatan: Nama-nama surat ini memudahkan umat Islam dalam mengingat dan merujuk surat-surat tertentu. Dengan nama yang khas, seseorang dapat dengan mudah mengetahui isi surat tanpa harus membacanya secara keseluruhan.
- Mencerminkan Pesan Ilahiah: Banyak nama surat yang mencerminkan pesan moral dan spiritual yang ingin disampaikan oleh Allah melalui wahyu-Nya. Nama-nama ini menjadi pengingat bagi
Nama-nama surat dalam Al-Qur’an bukanlah sekadar label semata, tetapi mengandung makna yang mendalam dan sering kali mencerminkan inti ajaran yang terkandung dalam surat tersebut. Setiap nama surat memberi petunjuk, baik dalam konteks sejarah, tokoh, maupun pesan moral yang ingin disampaikan. Dengan memahami makna di balik nama-nama surat ini, umat Islam dapat lebih mendalami isi Al-Qur’an dan menggali hikmah yang terkandung di dalamnya.
[1] Ali Zainal Abidin Al Habsyi, Rahasia Nama dan Sifat Al-Qur’an, Arief Bayu (cover), Budiyanto (setting isi), Cetakan 1, Maret 2020, ISBN 978-602-5834-50-9, diterbitkan oleh Rayyana Komunikasindo, Jakarta Timur, 2020.
[2] Al-Suyuti, Jalaluddin. Al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2000.
[3] Wahbah, Zuhayli. Tafsir al-Munir fi al-Aqida wa al-Shari’ah wa al-Manhaj. Damascus: Dar al-Fikr, 1998.
[4] Yufid Network. (n.d.). Siapakah yang Memberi Nama Surat dalam Al-Qur’an? Retrieved from moraef journal.