Peran wanita dalam perspektif Al – Qur’an

Seringkali, pandangan masyarakat tentang peran wanita terpaku pada stereotip yang sempit. Namun, Al-Qur’an memberikan pandangan yang jauh lebih luas dan mendalam mengenai peran wanita. Di mana wanita yang berbadan lemah seyogyanya mendapat pekerjaan yang ringan sedangkan pria yang fisiknya kuat semestinya mendapat pekerjaan yang lebih menampilkan kekuasaan.

Pada zaman dahulu wanita hanya dianggap sebagai kaum kelas dua dan tidak mempunyai kedudukan yang berarti. Perannya hanya berkisar pada ranah domestik seperti mengurus rumah, mengurus anak, memasak, mencuci, dan melayani suami. Hal ini terjadi salah-satunya dikarenakan budaya patriarki dan didukung oleh pemahaman yang parsial terhadap teks keagamaan. Dalam Al-qur’an banyak ayat yang memaparkan kedudukan perempuan di mata Islam. Namun pemahaman terhadap ayat Al-qur’an tidak dapat dilakukan hanya secara tekstual sehingga menimbulkan kekeliruan dalam penafsirannya. Ada kalanya masyarakat, khususnya umat Islam salah memahami ayat atau hadits yang terkait dengan pemuliaan terhadap wanita, sehingga minimnya pemahaman tersebut berakibat pada pelecehan dan penindasan kepada kaum wanita.[1]

Pandangan Al-Qur’an tentang peran wanita seringkali disalahpahami atau diinterpretasikan secara sempit. Beberapa pemahaman yang keliru seringkali mengarah pada diskriminasi terhadap wanita. Padahal, Al-Qur’an mengajarkan kesetaraan gender dalam konteks keimanan dan ketakwaan. Wanita memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidupnya, selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami Al-Qur’an secara utuh dan menyeluruh agar dapat memberikan pemahaman yang benar tentang peran wanita dalam Islam.

Al-Qur’an menegaskan kedudukan wanita sebagai individu yang setara dengan pria. Dalam Surah (Al-Ahzab:35), Allah menyatakan bahwa baik laki-laki maupun perempuan yang beriman dan beramal saleh akan mendapatkan pahala yang setara, tanpa membedakan gender. Ini menunjukkan bahwa dalam konteks spiritualitas, tidak ada hierarki antara pria dan wanita. Prinsip ini sangat penting, karena menekankan bahwa wanita memiliki hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan religius dan sosial dengan cara yang sama seperti pria. Berikut firman allah dalam (QS Al-ahzab:35)[2]

Baca Juga  Pengaruh Membaca Al-Qur'an Terhadap Psikologis

الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوُوا وَالنَّصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا كَانُوا أَوْلِيَاءَ لَكُمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا وَإِنْ يَسْأَلُوكُمْ مَأْوًى فَأَوُوا إِلَيْهِمْ وَلَا تُقَاتِلُوا مَعَ الْكُفَّارِ عَلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

Artinya:”Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan diri mereka pada jalan Allah dan orang-orang yang memberi tempat tinggal dan pertolongan (kepada mereka), mereka itu satu sama lain adalah orang-orang yang berwala’ (berteman setia). Dan orang-orang yang beriman tetapi tidak berhijrah, mereka sekali-kali bukanlah orang-orang yang berwala’ bagimu dalam sesuatu apa pun hingga mereka berhijrah. Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu untuk (mencari) tempat tinggal, maka berikanlah tempat tinggal kepada mereka; dan janganlah kamu memerangi kaum kafir karena mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.”

Peran wanita dalam keluarga juga sangat dihargai dalam Al-Qur’an. Dalam Surah (Luqman:14), Allah menggarisbawahi pentingnya penghormatan terhadap ibu, menegaskan bahwa posisi seorang ibu adalah sangat penting dalam mendidik anak-anak. Namun, pemahaman ini tidak membatasi wanita hanya pada ruang domestik. Banyak tokoh wanita yang dicontohkan dalam Al-Qur’an, seperti Maryam (Maria), yang dihormati sebagai ibu Nabi Isa, dan Khadijah, istri Nabi Muhammad yang dikenal sebagai pebisnis sukses dan pendukung utama dakwah. Ini menunjukkan bahwa wanita dapat berkontribusi dalam masyarakat tidak hanya sebagai istri dan ibu, tetapi juga sebagai individu yang mandiri dan berpengaruh.berikut firman allah dalam QS (Luqman:31)

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Artinya:”Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan melahirkannya dalam keadaan lemah pula. Dan dia (ibu) mengandung dan menyusui selama tiga puluh bulan. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kembalimu.”

Baca Juga  Ekologi dalam Al-Qur'an: Apakah Islam Mengajarkan Aktivisme Lingkungan?

Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami ajaran Al-Qur’an dengan perspektif yang lebih luas dan kontekstual. Pembacaan yang kritis dapat membuka ruang bagi interpretasi yang lebih inklusif, memberdayakan wanita, dan memberikan mereka kesempatan untuk berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan. Di era modern ini, peran wanita tidak hanya dipahami sebagai istri dan ibu, tetapi juga sebagai pemimpin, pendidik, dan inovator.[3]

Al-Qur’an memberikan landasan yang kuat untuk memberdayakan wanita. Namun, tantangan dalam implementasinya tetap ada. Untuk mencapai keadilan gender yang sesungguhnya, kita perlu melampaui interpretasi yang sempit dan berusaha untuk menghidupkan nilai-nilai yang diajarkan dalam Al-Qur’an. Hanya dengan cara ini, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan seimbang, di mana setiap individu, tanpa memandang gender, memiliki kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi.

[1] A Bahri.(2015). PEREMPUAN DALAM ISLAM (Mensinerjikan antara Peran Sosial danPeran Rumah Tangga). Dalam Jurnal Al-Maiyyah, 8 (2),

[2] Mernissi, Fatima.(1978) Beyond the Veil: Male-Female Dynamics in a Modern Muslim Society. University of California Press.

[3] Ali, Amina Wadud.(1999). Qur’an and Woman: Rereading the Sacred Text from a Woman’s Perspective. Oxford University Press.

Share this post
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Pinterest
Komentar

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment