Matematika dalam Al-Qur’an: Rahasia Angka dalam Wahyu

Matematika merupakan mata pelajaran wajib di sekolah umum yang sangat berkaitan dengan angka dan simbol. Dalam matematika, kita mempelajari tentang besaran, struktur, dan ruang. Matematikawan menggunakan pola untuk merumuskan teorema baru dan membuktikannya melalui metode deduktif yang berdasarkan aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang saling terkait. Matematika juga memiliki dampak besar dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan manusia secara keseluruhan. Istilah “matematika” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “mathtein” atau “matheinein“, yang berarti “mempelajari“.  Ada juga hubungan dengan bahasa Sansekerta,  “medha”  atau “widya“,  yang  berarti  “kepandaian“,  “ketahuan“,  dan  “intelejensia“.

Matematika sudah dikenal  sejak ribuan tahun yang lalu dan menjadi bagian tak terpisahkan dari  kehidupan sehari-hari. Matematika telah mengalami perkembangan pesat dalam penyebaran  ilmu pengetahuan di seluruh dunia, meskipun hanya di beberapa tempat. Karena matematika berada di antara dunia nyata (syahadah) dan dunia ghaib (ghaibiyah), maka matematika  memiliki sifat yang “setengah nyata dan setengah ghaib“.  Untuk memahami yang nyata, diperlukan pendekatan rasionalis, empiris, dan logis, sedangkan untuk memahami yang ghaib,  diperlukan  pendekatan intuitif, imajinatif, dan  metafisik.

Al-Qur’an adalah kitab suci yang Allah SWT turunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sebagian besar isi Al-Qur’an membicarakan objek-objek sains, tingkah laku manusia, dan cara hidup yang aman. Dalam pengembangan ilmu, Al-Qur’an dan sunnah dianggap  sebagai sumber ayat-ayat qawliyyah, sedangkan hasil observasi, eksperimen, dan penalaran  logis  dianggap  sebagai  sumber  ayat-ayat  kauniyyah.  Dengan demikian,  cabang  ilmu pengetahuan selalu bisa mencari sumbernya dari Al-Qur’an dan sunnah. Salah satunya adalah ilmu matematika, yang dikembangkan berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah serta dengan menggunakan observasi, eksperimen, dan penalaran logis. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa langit yang diciptakan Allah SWT berjumlah tujuh. Penciptaan tujuh langit ini dapat dikorelasikan dengan peristiwa-peristiwa besar dalam kenabian seperti turunnya wahyu dan isra’-mi’raj, yang ternyata memiliki rahasia matematis.[1]

Baca Juga  Did You Know? Pengaruh Membaca Al-Qur'an terhadap Kecerdasan Emosional

Salah satu pola numerik yang paling terkenal dalam Al-Qur’an adalah angka 19, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Muddassir ayat 30: عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَۗ

Artinya: “Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).” Beberapa fakta numerik yang berkaitan dengan angka 19 adalah:[2]

  • Basmalah terdiri dari 19 huruf dalam bahasa Arab.
  • Al-Qur’an terdiri dari 114 surah (6 × 19).
  • Kata “Allah” dalam Al-Qur’an muncul sebanyak 2698 kali (142 × 19).[3]

Dalam matematika, konsep dasar adalah bilangan. Bilangan adalah sebutan yan digunakan untuk menunjukkan jumlah atau banyaknya sesuatu. Dalam pembelajaran ini, kita perlu mengenal berbagai jenis bilangan seperti bilangan bulat, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan pecahan,  bilangan rasional, bilangan irasional, bilangan riil, bilangan prima, bilangan ganjil, bilangan genap, dan lain-lain. Banyak konsep bilangan yang dapat ditemukan dalam ayat-ayat Al-Qur’an seperti dalam Surat Al-Baqarah ayat 261, Surat Al-Kahfi ayat 25, dan Surat Al-Fajr ayat 2-3.

Surat Al-Baqarah ayat 261Allah berfirman:

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya:  “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang  yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan(ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Ayat tersebut memiliki korelasi  dengankonsep  kelipatan. Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa satu biji benih menumbuhkan tujuh bulir, dan setiap bulir menghasilkan 100 bulir. Jadi:  1  benih  =  7  bulir  =  7  x  100  bulir  =  700  bulir.  Dengan demikian, ketika seseorang bersedekah atau melakukan satu kebaikan, Allah akan melipatgandakan pahalanya menjadi 700 kali lipat.[4]

Baca Juga  Al-Qur'an dan Perempuan: Menafsirkan Keadilan Gender di Abad 21

Fenomena matematika dalam Al-Qur’an bukanlah kebetulan belaka. Banyaknya pola angka yang muncul secara berulang menunjukkan keteraturan yang luar biasa, yang semakin memperkuat keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah wahyu ilahi. Studi lebih lanjut mengenai numerologi dalam Al-Qur’an dapat membuka wawasan baru dalam memahami kitab suci ini.

 

 

 

[1] Afrianti, F., & Fawziya, G. A. (n.d.). Menyingkap Rahasia Angka dan Matematika dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Religion: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya. Vol. 3No. 3 Universitas Lambung Mangkurat.

[2] Harun Yahya. Keajaiban Al-Qur’an dan Sains Modern. Istanbul: Global Publishing, 2004.

[3] Khalifa, Rashad. The Miracle of the Quran: Significance of the Number 19. Tucson: Islamic Productions, 1982.

[4] Afrianti, F., & Fawziya, G. A. (n.d.). Menyingkap Rahasia Angka dan Matematika dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Religion: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya. Vol. 3No. 3 Universitas Lambung Mangkurat.

Share this post
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Pinterest
Komentar

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment