Peran Literasi Al-Qur’an dalam Membentuk Generasi Berakhlak Mulia

Tadabbur adalah bentuk literasi bagi manusia sehingga dapat mengetahui, membaca,   memperhatikan, memahami, dan menerapkannya dalam rangkaian kehidupannya sehari-sehari.   Karena pengertian literasi bukan hanya sebatas membaca, akan tetapi lebih kepada upaya seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sehingga mendapatkan pemahaman yang integral sehingga menjadi landasan atau dasar dalam berperilaku. Pengertian literasi dapat bermakna usaha seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan melalui membaca yang kemudian akan di implementasikan dalam kehidupanya sehari-hari. Literasi juga merupakan perintah pertama dari Allah SWT untuk manusia sebagaimana terdapat dalam Q.S. Al-Alaq [96]: 1-5.[1]

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ (1) خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ (3) الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ (4) عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ (5

Literasi Al-Qur’an memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moral generasi muda. Sebagai kitab suci yang mengandung petunjuk hidup, Al-Qur’an tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan tetapi juga nilai-nilai akhlak yang luhur. Pendidikan berbasis literasi Al-Qur’an mampu membentuk pribadi yang bertakwa, jujur, amanah, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial. Dalam konteks ini, Al-Qur’an menegaskan pentingnya akhlak dengan menyebut Rasulullah ﷺ sebagai “uswah hasanah” (teladan yang baik) bagi umat manusia.

Penerapan literasi Al-Qur’an dalam dunia pendidikan dapat dilakukan melalui berbagai metode, seperti pembelajaran tafsir, tahfiz, dan pengkajian nilai-nilai Al-Qur’an yang aplikatif. Dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 269 disebutkan bahwa Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan barang siapa diberi hikmah, ia telah diberi kebaikan yang banyak. Hal ini menunjukkan bahwa memahami Al-Qur’an secara mendalam akan menghasilkan kebijaksanaan dalam bertindak dan berperilaku. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibiasakan membaca dan memahami Al-Qur’an sejak dini memiliki tingkat empati yang lebih tinggi serta kecenderungan untuk berbuat baik kepada sesama.[2]

Baca Juga  Menjemput Rezeki Yang Berkah Menurut Al – Qur’an

Di era digital, tantangan literasi Al-Qur’an semakin kompleks dengan maraknya informasi yang tidak terfilter. Generasi muda lebih banyak mengakses konten digital yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, literasi Al-Qur’an harus dikombinasikan dengan pemanfaatan teknologi agar dapat menarik minat anak muda. Platform media sosial, aplikasi tafsir digital, dan program pendidikan berbasis daring dapat menjadi sarana efektif dalam meningkatkan pemahaman Al-Qur’an. Dengan demikian, mereka dapat membangun kesadaran kritis dalam memilah informasi serta tetap berpegang teguh pada nilai-nilai moral yang diajarkan dalam Islam.

Dengan memperkuat literasi Al-Qur’an, diharapkan terbentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki akhlak yang mulia. Pendidikan Al-Qur’an yang berbasis pada pemahaman dan pengamalan akan melahirkan individu yang memiliki etika dalam berinteraksi, bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial, serta mampu menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas bersama, baik orang tua, pendidik, maupun masyarakat luas, untuk menanamkan pentingnya membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.[3]

 

 

[1] Nurhidin, “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kualitas Literasi Membaca Quran Siswa SMA,” Paper submitted: 11-April-2022; revised: 10-May-2022; accepted: 30-June-2022. Institut Agama Islam Tribakti Kediri.

[2] M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat. Mizan, 1994.

[3] Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer. LKiS, 2010.

Share this post
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Pinterest
Komentar

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment