Al-Qur’an dan Sains Modern: Harmoni atau Kontradiksi?

Diskusi tentang hubungan antara Al-Qur’an dan sains modern sering menjadi topik menarik karena keduanya memberikan pandangan tentang realitas, meskipun dari perspektif yang berbeda. Pertanyaannya adalah apakah keduanya dalam harmoni atau kontradiksi?

Meskipun keduanya memiliki pendekatan dan fokus yang berbeda, hubungan antara agama dan sains tidak dapat dipisahkan. Dalam tradisi keilmuan Islam, hubungan ini bahkan dianggap sebagai dua aspek yang saling melengkapi dalam mengeksplorasi kebenaran. Al-Qur’an, sebagai   kitab suci umat Islam, seringkali mengandung ayat-ayat yang tidak hanya membahas masalah-masalah teologis, tetapi juga mengajak manusia untuk merenungkan alam semesta dan fenomena-fenomena alam sebagai tanda-tanda (ayat) kebesaran Tuhan. Oleh karena itu, kajian terhadap hubungan antara sains dan agama, khususnya dalam konteks Al-Qur’an, menjadi sangat relevan untuk memahami bagaimana keduanya dapat berjalan secara harmonis.[1]

Dalam perspektif Al-Quran, sains atau ilmu pengetahuan tidak dipisahkan dari iman. Al-Quran sering kali menyarankan umat manusia untuk berpikir, merenung, dan mempelajari alam semesta sebagai tanda-tanda kebesaran Allah. Sains dalam Al-Quran dianggap sebagai cara untuk lebih memahami ciptaan-Nya dan meningkatkan penghayatan terhadap kekuasaan Allah. Al-Quran mengaitkan ilmu pengetahuan dengan penciptaan alam semesta, fenomena alam, dan prinsip-prinsip kehidupan yang lebih besar.

Dalam Surah Al-Anbiya’ (21:30), disebutkan bahwa langit dan bumi dulunya adalah satu kesatuan yang kemudian dipisahkan oleh Allah, yang dapat dimaknai dalam konteks teori Big Bang dalam kosmologi modern.

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

Artinya: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya adalah sesuatu yang rapat, kemudian Kami pisahkan keduanya, dan dari air Kami jadikan setiap sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman?”

Baca Juga  Did You Know? Pengaruh Membaca Al-Qur'an terhadap Kecerdasan Emosional

Al-Quran juga menekankan pentingnya air dalam kehidupan. Dalam Surah Al-Anbiya’ (21:30) disebutkan, “Dan dari air Kami jadikan setiap sesuatu yang hidup…”. Ayat ini mengingatkan kita bahwa kehidupan bergantung pada air. Dalam ilmu biologi modern, air adalah elemen dasar bagi kehidupan, karena hampir semua makhluk hidup memerlukannya untuk kelangsungan hidup. Penemuan bahwa air adalah komponen utama dalam sel-sel kehidupan menunjukkan keterkaitan yang mendalam antara ayat Al-Quran dan ilmu pengetahuan modern.[2]

Di sisi lain, jika agama memerintahkan untuk berpikir rasional yang penalaran itu sendiri akan menghasilkan ilmu-ilmu filosofis, juga agama memerintahkan untuk melakukan pengamatan pada jagat raya yang pengamatan itu akan menghasilkan sains, maka pemikiranfilosofis dan sains tidak mungkin bertentangan dengan agama, karena agama  tidak  mungkin  memerintahkan  untuk melakukan sesuatu jika hasilnya  justru akan  bertentangan  dengan ajarannya sendiri. Kebenaran filsafat dan sains yang diperintahkan agama tidak akanmungkin bertentangan dengan kebenaran agama yang memerintahkan untuk itu.[3]

Dalam perspektif Al-Quran, ilmu pengetahuan atau sains tidak terpisah dari ajaran agama. Sebaliknya, Al-Quran menekankan pentingnya mencari ilmu sebagai bagian dari perjalanan spiritual dan keimanan kepada Allah. Al-Quran dan sains seharusnya berjalan seiring, karena keduanya saling mendukung dalam memahami dan menghargai ciptaan Allah. Oleh karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk menggunakan akal dan ilmu pengetahuan dalam memahami alam semesta, dengan tujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menghargai kebesaran-Nya.

Selain itu, Al-Quran juga memberikan dorongan untuk mendalami ilmu sebagai bentuk pengabdian kepada Allah, seperti yang tertulis dalam Surah Al-Alaq (96:1-5):

  1. اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ 2. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ 3. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ 4. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ 5. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Baca Juga  Peran wanita dalam perspektif Al – Qur’an, Al-Qur’an memberikan pandangan yang jauh lebih luas dan mendalam mengenai peran wanita.

Artinya:”1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmu yang Maha Pemurah. 4. Yang mengajar dengan perantaraan kalam (pena). 5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Selain itu, Al-Quran juga memberikan dorongan untuk mendalami ilmu sebagai bentuk pengabdian kepada Allah, seperti yang tertulis dalam Surah Al-Alaq (96:1-5), yang pertama kali menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW berbentuk perintah membaca dan belajar. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan tidak hanya dipandang sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan duniawi, tetapi juga sebagai suatu bentuk ibadah yang akan membawa manfaat di dunia dan akhirat.[4]

 

 

 

 

[1] Yusriyah, Akramun N, Khaerunnisa (2024) Eksplorasi  Ilmu  Sains  dalam  Tafsir  Al-Qur’an:  Pemahaman  Konsep Penciptaan dalam Al-Qur’an dan Ilmu Biologi. Attractive : Innovative Education Journal Vol. 6No. 3.

[2] Lutfiyya, Nurul. (2021)  “Al-Quran dan Sains: Keterkaitan dan Implikasi dalam Kehidupan Sehari-hari.” Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Islam.

[3] Ahmad Z, Ihwan A (2023) Integrasi Agama dan Sains Perspektif Teori Quantum Nidhal Guessoum MULTIVERSE: OPEN MULTIDISCIPLINARY JOURNAL Vol. 2, No. 3.
Universitas Al-Amien Prenduan.

[4] Ahmad, Mohamad. (2019)  “Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Al-Quran.” International Journal of Islamic Science.

Share this post
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Pinterest
Komentar

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment