Apa sih pengaruh membaca Al-Qur’an terhadap kecerdasan emosional?

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan menjaga keseimbangan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendali diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Para pakar memberikan definisi beragam pada kecerdasan emosional, diantaranya adalah kemampuan untuk menyikapi pengetahuan-pengetahuan emosional dalam bentuk menerima, memahami, dan mengelola. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologi dan berbagai pikiran. Jadi emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia karena emosi merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan.

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih- lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Kecerdasan emosional memberi kita kesadaran mengenai perasaan memiliki diri sendiri dan juga perasaan orang lain serta memberi kita rasa empati, simpati, cinta, motivasi dan kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat. Kecerdasan emosional menuntut seseorang untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan pada dirinya dan orang lain untuk menanggapi dengan tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan energi, emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari- hari.

Didalam al-Qur’an, aktifitas kecerdasan emosional seringkali dihubungkan dengan kalbu. Dikarenakan bacaan al-Qur’an sendiri berbeda dengan bacaan yang lain, karena isinya merupakan kalam Allah, yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi dan dijelaskan secara terperinci yang berasal dari Dzat yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui terjamin kebenaran dan keasliannya. Membaca al-Qur’an merupakan aktivitas yang tidak sembarang, perlu ada perlakuan khusus ketika seseorang membaca al-Qur’an seperti pada adabnya yaitu membaca dalam keadaan suci, menghadap kiblat, membaca dengan tartil, memperindah suara dan tidak dipotong dengan pembicaraan lain saat membacanya.

Baca Juga  Ekologi dalam Al-Qur'an: Apakah Islam Mengajarkan Aktivisme Lingkungan?

Apakah dengan membaca al-Qur’an dapat berpengaruh pada kecerdasan emosional seseorang ?

Kecerdasan emosional dapat terbentuk melalui membaca al-Qur’an, yaitu dengan membaca yang disertai memahami maksud atau makna dari ayat yang dibaca. Upaya mendapatkan kecerdasan emosional diperintahkan untuk mendengarkan dan memperhatikan dengan tenang agar mendapatkan ketenangan hati. Jika didengarkan al-Qur’an sudah dapat menenangkan hati, meningkatkan ketenangan, meredakan kegelisahan, maka membaca al-Qur’an secara baik sesuai dengan irama kaidah tajwid dimungkinkan akan dapat meningkatkan kecerdasan emosional.

Berdasarkan teori tersebut jelas bahwa membaca al-Qur’an juga berpengaruh terhadap kecerdasan emosional seseorang. Karena al-Qur’an memberikan ketenangan, ketenteraman, serta meningkatkan kemampuan konsentrasi, menciptakan suasana damai, meredakan ketegangan saraf otak, dan meredakan kegelisahan. Kebiasaan membaca al-Qur’an merupakan kegiatan intelektual berkesinambungan yang merupakan ibadah seseorang untuk memahami tentang ajaran agama Islam melalui bacaan dalam kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Intensitas membaca al-Qur’an juga merupakan kegiatan telaah yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan dengan mempelajari al-Qur’an itu sendiri.

Selain itu, Membaca al-Qur’an juga sangat berguna terhadap kesehatan badan, psikis dan jiwa kita. Hal ini dikarenakan ayat-ayat al-Qur’an berisi lantunan kalam suci Allah kepada Nabi Muhammad, yang dapat memberikan ketenangan, baik dalam jasmani maupun rohani pembacanya. Al-Qur’an juga merupakan penyembuh untuk segala macam penyakit, baik fisik maupun hati dan rahmat bagi kaum mukminin. Maksud dari kata penyembuh disini juga dapat digunakan dalam penyembuhan berupa menghilangkan segala hal berupa keraguan, kemunafikan, kesyirikan, penyimpangan dan perselisihan yang terdapat dalam hati.

Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosional akan mampu menghadapi masalah dengan tenang dan sabar. Seseorang akan tetap berikhtiar terus menerus tanpa henti. Meraih sukses dengan kecerdasan emosional bukanlah pekerjaan yang ringan, kecuali bagi orang-orang yang beriman dan takut kepada Allah SWT. Ajaran Islam yang berhubungan dengan kecerdasan emosional dan spiritual seperti konsisten atau istiqomah, kerendahan hati atau tawadzu’, berusaha dan berserah diri atau tawakal, ketulusan atau ikhlas, totalitas atau kaffah, keseimbangan atau tawazun, integritas dan penyempurnaan atau ihsan. Semua yang telah disebutkan tersebut merupakan bentuk dari yang dinamakan akhlakul karimah. Hal tersebut dijadikan sebagai tolak ukur kecerdasan emosional. Islam membahas permasalahan lebih rinci mengenai kehidupan. Salah satunya Islam menekankan pentingnya mengontrol dan mengendalikan emosi. Islam sebenarnya telah menjelaskan pentingnya kecerdasan emosional dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan surat Al-Hajj ayat 46.

Baca Juga  Al-Qur'an dan Tradisi Pesantren: Mempertahankan Warisan Spiritual

Q.S. Al-Hajj ayat 46

أَفَلَمۡ يَسِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَتَكُونَ لَهُمۡ قُلُوبٞ يَعۡقِلُونَ بِهَآ أَوۡ ءَاذَانٞ يَسۡمَعُونَ بِهَاۖ فَإِنَّهَا لَا تَعۡمَى ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَلَٰكِن تَعۡمَى ٱلۡقُلُوبُ ٱلَّتِي فِي ٱلصُّدُورِ  ٤٦

Artinya :

Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

Hati yang dimaksud dalam ayat ini adalah akal sehat dan hati suci, serta telinga. Dalam hal ini, tanpa menyebut mata karena yang ditekankan adalah kebebasan berfikir jernih untuk menemukan sendiri suatu kebenaran. Orang yang tidak menggunakan akal sehat dan telinganya, maka dinilai sebagai buta hati sebagaimana dijelaskan pada ayat tersebut. Sehingga hati memiliki peranan penting dalam menentukan tindakan seseorang, hati yang bersih hanya dimiliki oleh orang-orang yang bisa mengatur emosionalnya.

Wallahu a’lam bi ash-showabi

An’nas Tasya Putri Rohmadani (alumni santri putri asrama Darul Qur’an)

 

Share this post
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Pinterest
Komentar

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment