Daftar Isi
Orang Orang Pilihan Di Antara Ahlul Qur’an Oleh KH. Muhammad Fathoni Dimyathi, Lc.
Apabila telah di pastikan bahwa golongan Ahlul Qur’an adalah orang-orang pilihan, maka siapakah di antara mereka yang terbaik? Mengingat dari pilihan masih bisa di pilih lagi dan di pilih lagi sampai bisa di dapatkan yang super.
Untuk memastikan siapa yang paling unggul dari kalangan Ahlul Qur’an kita bisa melihat dari dua segi, yaitu kepribadian dan kualitas keahlian.
Untuk yang pertama; kita telah mendapatkan penjelasan dari Allah swt, melalui firman-Nya:
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌۭ لِّنَفْسِهِۦ ۖ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌۭ ۖ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِٱلْخَيْرَٰتِ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْفَضْلُ ٱلْكَبِيرُ
“Kemudian, Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu, di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.” (QS. Faathir: 32)
Ayat tersebut menginformasikan kepada kita bahwa di kalangan para ahli al-Qur’an ada sekelompok orang-orang yang di kenal dengan gelar سَابِقٌۢ بِٱلْخَيْرَٰتِ (pembalap dalam kebaikan). Akan tetapi kita masih membutuhkan penjelasan lagi tentang cara menempuh gelar pembalap kebaikan ini. Apakah dengan banyaknya membaca al-Qur’an? Dengan kualitas bacaan (Tajwid, Tartil, Lagu) Atau dengan pengamalan kandungan al-Qur’an?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kita tidak boleh tidak harus merujuk kepada penafsiran para ulama’.
Dalam kitab صفوة التفاسير Syeikh Ali As-Shobuni memaparkan beberapa penafsiran mengenai siapa yang oleh Allah di juluki sebagai سابق بالخيرات, مقتصد, ظالم لنفسه.
Kesimpulan dari beberapa tafsir ialah:
- ظالم لنفسه: Orang yang dalam tingkatan sedikit kebaikannya dan lebih banyak kejelekannya. Mereka membaca al-Qur’an tetapi tidak mengamalkan kandungannya.
- مقتصد: Orang yang dalam tingkatan sedang antara kebaikannya dan kejelekannya. Ia membaca al-Qur’an kemudian mengamalkannya, akan tetapi kadang-kadang tidak.
- سابق بالخيرات: Orang yang kebaikannya betul-betul melampaui kejelekannya. Ia membaca al-Qur’an dan mengamalkan semua isi kandungannya, atau jauh lebih banyak mengamalkannya daripada meninggalkannya.
Sebelum ayat tersebut diatas, Allah juga menyebutkan kelompok pembaca al-Qur’an yang di jamin memperoleh keuntungan, dan secara otomatis mereka adalah orang-orang pilihan di antara para ahli al-Qur’an.
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur’an), melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.”(QS.Faathir:29)
Jadi mereka tidak sekedar ahli membaca tetapi mereka juga pengamal shalat yang baik dan banyak, di samping itu mereka adalah ahli infaq atau shodaqoh.
Itulah orang-orang pilihan dari kalangan ahli al-Qur’an apabila di tinjau dari segi kepribadian orangnya.
Untuk yang kedua; kita dapatkan dalam sejarah al-Qur’an bahwa di sana ada beberapa golongan ahli al-Qur’an yang mencapai puncak keunggulan di banding dengan orang-orang lain bukan karena kepribadiannya, akan tetapi karena kualitas bacaannya, sehingga mereka oleh para ulama’ di gelari sebagai القراء المتقنون artinya para pembaca al-Qur’an yang sangat ahli. Masuk dalam kelompok ini: Abdullah bin Mas’ud, Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan dan lain-lain.
Ada juga orang-orang yang dapat pujian dari Rasulullah saw karena keindahan suara dan lagunya. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: Abu Musa Al-Asy’ari, Salim Maula Khudzaifah, Ubai bin Ka’ab dan lain-lain.
Ada juga orang-orang yang mencapai puncak keunggulan dalam bidang al-Qur’an karena keahliannya dalam Tafsir al-Qur’an. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: Abdullah bin Abbas.Walhasil, setelah kita menengok sejarah, ternyata orang-orang yang di kenal dengan ahli al-Qur’an itu latar belakang keahliannya bermacam-macam. Kalau kita amati perkembangan belakangan ini maka keahlian al-Qur’an itu berkisar pada hal-hal berikut ini:
1. Keahlian dalam pemahaman ( seperti ulama’ ulama’ ahli Tafsir).
2. Keahlian dalam ilmu al-Qur’an.
3. Keahlian dalam tajwid al-Qur’an baik teori maupun praktek.
4. Keahlian dalam pengamalan isi kandungan al-Qur’an.
5. Keahlian dalam qiraat, riwayat, dan thariqot al-Qur’an (penguasaan qiraat 7,10, dan 14).
6. Keahlian dalam hafalan al-Qur’an.
7. Keahlian dalam seni bacaan al-Qur’an (keindahan suara dan lagu).
8. Keahlian dalam pengajaran al-Qur’an baik metode pengajarannya maupun materi yang di ajarkan.
9. Keahlian dalam kuantitas (jumlah) bacaan sehari-hari.
10. Keahlian dalam penulisan Mushaf (khoth al-Qur’an).
11. Dan tidak boleh di tinggalkan; keahlian dalam keikhlasan untuk semua yang di atas tadi.
Dan masih mungkin (mudah-mudahan) golongan berikut ini oleh Allah juga di kategorikan sebagai Ahlul al-Qur’an:
1.Ahli mendengar bacaan al-Qur’an.
2.Ahli memprakarsai acara-acara al-Qur’an.
3.Ahli membiayai percetakan Mushaf dan buku-buku Qur’ani.
Dengan demikian, maka sebutan Ahlul Qur’an itu tidak hanya di tujukan kepada Qurro’ dan Huffadh saja karena ternyata di luar mereka masih banyak orang-orang yang sangat tinggi khidmatnya kepada al-Qur’an.
Yang pasti dari semua orang-orang yang di anggap sebagai ahli al-Qur’an itu ada yang lebih ahli, dan dari yang lebih ahli itu ada yang paling ahli, yang akhirnya kita sebut sebagai orang pilihan dari pilihan atau yang terbaik dari yang baik-baik. Dan mereka di sebut ahli-ahli al-Qur’an yang handal.
Waallahu a’lam bisshowab.