Gerbang ilmu dibuka: santri baru memulai perjalanan di Darul Qur’an dan Baitul Qur’an
Ahad, 6 Juli 2025. Mengawali tahun ajaran baru, asrama Darul Qur’an dan Baitul Qur’an kembali membuka lembaran baru dalam perjalanannya mencetak generasi Qur’ani. Pada momentum penuh makna ini, ratusan santri baru resmi diterima sebagai bagian dari keluarga besar pondok. Momen penyambutan yang berlangsung khidmat sekaligus penuh kehangatan ini menjadi titik awal perjalanan panjang mereka dalam menimba ilmu, membina akhlak, serta mengukuhkan jati diri sebagai generasi yang berpegang teguh pada nilai-nilai Al-Qur’an.
Kedatangan para santri sebagian besar didampingi langsung oleh orang tua mereka, mencerminkan besarnya harapan keluarga dan masyarakat terhadap pendidikan berbasis pesantren. Dengan penampilan yang tertib dan sikap yang penuh semangat, para santri menunjukkan kesiapan mereka dalam memasuki fase baru sebagai penuntut ilmu. Santri disambut oleh para pengasuh, asatidz, juga pengurus. Prosesi penyambutan ini tidak sekadar menjadi rangkaian administratif, melainkan juga melambangkan awal dari perjalanan pembinaan ilmu, adab, dan karakter dalam lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman.
Alur kedatangan santri dimulai pukul 7.30 WIB, dilanjutkan dengan proses registrasi yang berjalan dengan tertib di area penerimaan. Setelah proses kedatangan selesai, dilanjutkan dengan acara penyambutan resmi yang berlangsung di aula asrama Darul Qur’an. Aula yang telah dihias dengan nuansa Islami dan penuh semangat menyambut generasi Qur’ani menjadi saksi dari momen penting dalam awal perjalanan mereka. Acara dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dibawakan oleh Aqilah Diva Salsabila, salah satu santriwati asrama Darul Qur’an.
Sambutan pertama disampaikan oleh Ustadz Abdul Ghofur selaku perwakilan wali santri, beliau menyampaikan rasa syukur dan haru dapat menitipkan amanah pendidikan anak-anaknya di lembaga yang berbasis Al-Qur’an. Beliau juga menekankan pentingnya sinergi antara pihak pesantren dan orang tua dalam mendidik generasi yang berakhlak mulia dan cinta Al-Qur’an. Dengan penuh harap, beliau mengajak seluruh wali santri untuk terus mendukung dan mendoakan keberlangsungan pendidikan di asrama Darul Qur’an dan Baitul Qur’an agar senantiasa istiqamah dalam mencetak generasi Qur’ani yang tangguh, cerdas, dan bertanggung jawab.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Pengasuh Asrama Darul Qur’an dan Baitul Qur’an yakni KH. Muhammad Fathoni Dimyathi, Lc. Beliau mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan ini, yakni sebuah amanah mulia yang mengikat hati-hati dalam perjuangan menegakkan nilai-nilai Qur’ani. Beliau juga menjelaskan secara singkat program-program unggulan asrama Darul Qur’an dan Baitul Qur’an, mulai dari pembinaan tahfidz, pembiasaan ibadah harian, pembentukan karakter dan kedisiplinan santri, hingga pengabdian. Pada suasana penuh kehangatan, beliau turut memperkenalkan latar belakang dirinya sebagai bagian dari perjalanan dakwah dan pendidikan, serta memperkenalkan istri dan anak-anaknya sebagai keluarga yang turut berkhidmat di lingkungan pesantren.
Usai seluruh rangkaian sambutan di aula, para santri bersama wali masing-masing diarahkan menuju kamar asrama untuk mulai menempati ruang tinggal yang telah disiapkan. Di momen ini, suasana terasa begitu mengharukan. Para orang tua membantu merapikan perlengkapan anak-anak mereka, sembari menyisipkan nasihat, doa, dan harapan terbaik untuk perjalanan pendidikan yang akan ditempuh. Isak tangis kecil, pelukan erat, dan tatapan mata yang sarat makna menggambarkan betapa beratnya perpisahan itu. Namun di balik semua itu, tersimpan keikhlasan yang mendalam, sebuah bentuk tawakal dalam menitipkan anaknya kepada lembaga yang berkomitmen membentuk generasi Qur’ani. Momen ini menjadi langkah awal yang istimewa bagi para santri untuk menapaki kehidupan baru sebagai pencinta dan penjaga Kalamullah, dengan doa restu orang tua yang senantiasa menyertai dari kejauhan.
Di tengah suasana haru perpisahan antara santri dan orang tua, terdapat kisah menginspirasi dari salah satu keluarga santriwati Asrama Darul Qur’an. Ketika ditanya mengenai motivasi di balik keputusan untuk memondokkan anaknya di lembaga ini, sang ibu dengan penuh rasa syukur menjawab bahwa keinginan kuat berasal dari putrinya sendiri yang bercita-cita menjadi hafizhah Al-Qur’an. Melihat semangat dan ketulusan niat sang anak, keluarga pun sepenuhnya mendukung langkah tersebut. mereka juga berharap anaknya tidak hanya hafal, tetapi juga mampu memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam beberapa hari ke depan, para santri baru akan menjalani masa orientasi sebagai bagian dari proses adaptasi di lingkungan Asrama Darul Qur’an dan Baitul Qur’an, mulai dari pengenalan tentang asrama, materi motivasi Qur’an dan pondok, materi akhlaq, materi fiqih, praktek wudhu dan sholat, pengukuran almamater, foto KTS, dan yang terakhir pembagian hadiah dan pemutaran video. Masa orientasi juga menjadi momen penting bagi para santri untuk membangun kedekatan dengan teman-teman baru, para ustadz dan ustadzah, serta mengenal lebih dalam kultur pesantren yang menekankan kedisiplinan, kebersamaan, dan akhlak mulia. Dengan bimbingan para pembina, orientasi ini diharapkan dapat membekali para santri agar siap menapaki perjalanan panjang dalam menuntut ilmu dan menghafal Al-Qur’an dengan penuh semangat dan tanggung jawab.
Kedatangan santri baru menandai dimulainya perjalanan mereka di Asrama Darul Qur’an dan Baitul Qur’an. Dengan semangat dan harapan yang besar, para santri siap menapaki langkah awal menuju kehidupan yang lebih dekat dengan Al-Qur’an. Semoga perjalanan ini menjadi awal yang penuh berkah dan membawa kebaikan bagi masa depan mereka.