Keindahan sastra bahasa dalam ayat-ayat Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kitab suci yang memiliki peran sentral dalam kehidupan umat Islam, berfungsi  sebagai petunjuk ilahi  dan  sumber  hukum. Diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui  malaikat Jibril, Al-Qur’an tidak hanya berisi ajaran moral dan spiritual, tetapi juga mengandung keindahan bahasa yang luar biasa. Keindahan bahasa Al-Qur’an terlihat dari kefasihan, struktur  kalimat, dan gaya bahasa yang memukau, seperti penggunaan metafora dan perumpamaan. Bahasa Arab yang digunakan dalam Al-Qur’an memiliki keunikan dan kedalaman makna yang sulit ditiru oleh karya sastra manapun, menjadikannya sebagai mukjizat yang mengagumkan. Dengan demikian, Al-Qur’an tidak hanya menjadi sumber inspirasi spiritual, tetapi juga memperkaya bahasa dan sastra Arab, serta memberikan panduan moral bagi umat manusia. Keindahan bahasa Al-Qur’an bukan hanya terletak pada estetika linguistiknya, tetapi juga pada kemampuannya untuk menyampaikan pesan spiritual dengan cara yang mendalam dan  menyentuh hati.[1]

Dapat dikatakan bahwa bahasa dan sastra merupakan bagian dari agama, misalnya dalam penyampaian  unsur-unsur nilai agama pasti ada bahasa dan sastra yang terkandung di dalamnya. Di dalam agama, ada  nilai-nilai sastra yang dapat dipelajari oleh masyarakat umum, khususnya bagi para pecinta sastra. Terdapat hubungan antara bahasa, sastra, dan agama dalam hal penyampaian nilai-nilai pengajaran religius. Hal ini karena nilai pengajaran religius yang disampaikan di dalam agama dapat dijadikan  sebuah pedoman bagi individu dalam bersikap maupun bersosialisasi di lingkungan masyarakat sosial.  Individu yang dapat menerapkan nilai religius di dalam kehidupannya, kemungkinan besar akan memiliki  moral dan sikap yang baik dalam menjalani kehidupan.[2]

Salah satu aspek yang menonjol dari keindahan bahasa Al-Qur’an adalah balaghah atau kefasihan dalam menyampaikan pesan. Ayat-ayat Al-Qur’an sering kali disusun dengan struktur yang simetris, ritmis, dan penuh makna yang mendalam. Contohnya dapat dilihat dalam surah Ar-Rahman yang menggunakan pola pengulangan frasa dalam beberapa surah, misalnya dalam surah Ar-Rahman pada ayat “Fabiayyi ala’i rabbikuma tukadzdziban” .

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Baca Juga  Peran wanita dalam perspektif Al – Qur’an, Al-Qur’an memberikan pandangan yang jauh lebih luas dan mendalam mengenai peran wanita.

Ayat ini diulang sebanyak 31 kali dalam Surah Ar-Rahman. Selain balaghah, keindahan bahasa Al-Qur’an juga terletak pada uslub atau gaya bahasanya yang beragam. Allah menggunakan berbagai gaya bahasa, seperti tasybih (perumamaan), kinayah (kiasan), dan istiarah (metafora) untuk menjelaskan konsep-konsep yang kompleks. Sebagai contoh, dalam surah An-Nur ayat 35, Allah menggambarkan cahaya-Nya dengan metafora “cahaya di atas cahaya” yang memberikan kesan mendalam tentang keagungan dan kebesaran Allah. Gaya bahasa seperti ini membuat pesan-pesan Al-Qur’an mudah diterima oleh akal sekaligus sentuhan perasaan.[3]

Penggunaan majas retorisjuga menjadi bagian penting dari keunikan struktur bahasa Al-Qur’an. Majas seperti tamsil (simile) dan isti’ara  (metaphor) digunakan dengan cerdas untuk menggambarkan  konsep-konsep agama dan moralitas dengan cara yang kuat dan  memukau. Contohnya terdapat dalam Surah Ibrahim ayat 24, di mana Allah menyamakan kalimat yang baik dengan pohon yang kokoh dan akar yang kuat, menyampaikan pesan tentang kekuatan iman dan ketabahan. Pandangan dari para ulama seperti al-Qurtubi dan Ibn Kathir memperkuat pemahaman akan keunikan bahasa Al-Qur’an,  yang mereka anggap sebagai bukti keajaiban dan kemuliaan wahyu Ilahi.

 

Selain  penggunaan majas retoris, keunikan struktur bahasa dalam Al-Qur’an juga tercermin  dalam penggunaan ragam gaya bahasa dan teknik sastra yang beragam. Salah satu contoh menarik adalah penggunaan repetisiatau pengulangan yang tidak hanya berperan dalam menciptakan irama yang indah, tetapi juga memperkuat makna yang disampaikan. Misalnya, dalam Surah Al-Mu’minun ayat 115-118, pengulangan kata “fa” atau “maka”digunakan  secara berulang-ulang untuk menyoroti kontras antara takwa dan ketidak-taqwaan, sehingga memperkuat pesan moral dalam ayat tersebut. Pandangan ulama seperti al-Tabari dan Ibn  al-Qayyim menggarisbawahi bahwa penggunaan repetisi ini merupakan salah satu ciri khas struktur bahasa Al-Qur’an  yang  memperkuat  kesan  dan  efektivitasnya  dalam  menyampaikan  pesan-pesan ilahi.

Baca Juga  Al-Qur'an dan Perempuan: Menafsirkan Keadilan Gender di Abad 21

keindahan sastra dalam Al-Qur’an merupakan bukti yang nyata akan keagungan dan keilahian kitab suci ini. Setiap ayatnya memancarkan harmoni bahasa yang memikat, keindahan retorika yang tak tertandingi, serta kedalaman makna yang menginspirasi para pembacanya sepanjang zaman. Keindahan tersebut tidak hanya menyentuh hati dan pikiran, tetapi juga menantang manusia untuk merenungkan pesan ilahi yang terkandung di dalamnya. Dengan gaya bahasa yang unik dan sempurna, Al-Qur’an terus menjadi sumber inspirasi bagi para ulama, sastrawan, dan umat Islam untuk menghayati keindahan ilahi dalam kehidupan sehari-hari. Maka, tidak diragukan lagi, Al-Qur’an adalah mahakarya sastra yang melampaui batas waktu dan ruang, sebuah mukjizat yang tak tergoyahkan dalam sejarah manusia.[4]

 

 

[1] Imas M, Farhatul F, Harun A (2025) Mengenal Keindahan Susunan Bahasa Al-Qur’an Melalui Al-Istikhdam dan Al-Istithrad. Jurnal Manajemen dan Pendidikan Agama IslamVolume. 3, No. 2, Institusi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Inodnesia.

[2] Aulia Ridhatul Hanifah, Khalisah Humairah, Kristina Widya Andini, Mahdiati, Nydia Zulfa Hany, Rama Arsya Atsil Buana, Septi Selviati (2023) PANDANGAN ISLAM TERHADAP ILMU SASTRA Jurnal Religion: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya Vol, 1 no.2 Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia.

[3] Al-Jurjani, Abdul Qahir.(1992) Dala’il al-I’jaz. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.

[4] Chindi Sri Hariyati, Tasyah Ardany Hasibuan, Esha Daffa Fathansyach, Harun Alrasyid (2024) KEUNIKAN STRUKTUR BAHASA AL-QUR’AN DALAM ANALISIS I’JÃZ AL-BAYÃNI HUMANITIS: Jurnal Humaniora, Sosial dan BisnisVol. 2No. 7. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Share this post
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Pinterest
Komentar

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment